Selasa, 22 September 2009

Waspadai Kanker Payudara Pada Pria

guanteng

Rekan semua tentu telah mengetahui, bahwa dalam dunia medis dan statistik kedokteran dunia, kanker payudara menjadi pembunuh utama wanita selain kanker servik atau leher rahim. Namun apakah anda mengetahui bahwa kanker payudara tidak hanya menyerang wanita?

Ya, kanker payudara juga dapat menyerang kaum pria! Sayangnya, pria kurang mengenali gejala klinis penyakit ini, sehingga kanker yang diidap telanjur menyebar atau memasuki stadium lanjut. Gejala klinis kanker payudara pada pria menyerupai gejala yang dialami wanita dan berasal dari kelenjar susu. Kanker payudara dimulai adanya pertumbuhan sel yang cepat disebut hyperplasia atau juga adanya pertumbuhan sel tak setipe (atype hyperplasia).

Bedanya, pria jarang terkena penyakit ini sebelum berumur 50 tahun. Umumnya hal ini banyak dialami pria pada usia lanjut. Oleh karena itu, setelah berusia 50 tahun, pria disarankan mewaspadai benjolan padat dan keras di belakang puting susunya.

Gejala
Benjolan. Gejala ini sama seperti kanker payudara yang dialami wanita, mulanya cuma benjolan. Tetapi karena jaringan payudara pria lebih sedikit dibandingkan wanita, kemunculan benjolan di payudara yang masih sangat kecil pun mestinya sudah teraba. Umumnya benjolah hanya dialami di satu payudara, dan bila diraba terasa keras, menggerenjil.

Perubahan pada puting. Bila stadium kanker sudah lanjut, ada perubahan pada puting dan daerah hitam di sekitar puting. Kulit putingnya bertambah merah, mengerut, tertarik ke dalam, atau bisa jadi puting mengeluarkan cairan. Benjolan yang tadinya bersifat jinak (benign) akan disebut kanker bila sifatnya menjadi ganas (malignant) serta menyebar (metastasize).

Pemicu dan Penyebab
1. Genetis. Seorang pria berisiko mengidap penyakit ini jika ada kerabatnya, baik pria atau wanita, yang pernah terkena kanker payudara. Ayah dengan mutasi gen kanker payudara juga bisa mewariskan kanker tersebut kepada anak perempuannya.

2. Gaya hidup buruk. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga meningkatkan risiko kanker.

3. Penyakit hati. Metabolisme hati (perlemakan hati) menyebabkan metabolisme hormonal terganggu dan memicu pembesaran kelenjar susu di payudara yang ganas. Pembesaran kelenjar susu pada pria bisa disebabkan komplikasi penyakit lever, ada kelainan hormon atau kromosom.

4. Kelebihan hormon seks perempuan. Pria yang mengidap kelebihan estrogen untuk waktu lama bukan mustahil mendadak bisa punya payudara. Semakin tinggi kadar estrogen dalam darah, semakin besar ukuran payudaranya. Contohnya terapi estrogen pada pria yang operasi ganti kelamin, misalnya.

Pendeteksian
Melakukan SADARI. Anjuran untuk mendeteksi dini kanker payudara dengan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) tidak hanya berlaku untuk wanita tapi juga untuk pria. Pria harus merasa lebih beruntung karena mereka akan lebih mudah mendeteksi benjolan di sekitar payudara.

Mamografi (rontgen khusus untuk payudara). Pada mamografi digunakan sinar x dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara.

Ultrasonografi / USG (memotret alat tubuh bagian dalam). USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan benjolan padat.

Pengobatan
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kondisi penderita yaitu sekitar 1 minggu setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran yang digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya termasuk kelenjar getah bening.

Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembang biak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh. Hasil pengobatan tergantung pada stadium atau tingkatan kanker pada waktu pengobatan dilakukan

Nah, anda kini telah mengetahui bahwa kanker payudara bukanlah mutlak menyerang wanita. Pria pun memiliki kemungkinan mengidap penyakit mengerikan ini. Karenanya, mari kita menjaga pola hidup sehat, makan makan sehat, cukup istirahat, berolahraga, serta cerdas dalam mengelola stres.

O, iya… ada satu hal lagi yang dapat dipetik dari tulisan ini, bahwa penting bagi kita untuk saling mengingatkan dengan pasangan kita untuk senantiasa menjaga kesehatan organ yang ada di dada ini. Alhasil, kita makin saling menyayangi, khan?… :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar