Senin, 21 September 2009

Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)

kanker-2-tetek

Rekan semua, satu persatu jenis kanker payudara akan saya uraikan dalam beberapa tulisan ke depan. Mungkin anda masih ingat pada tulisan saya terdahulu, bahwa Kanker payudara berdasar sifatnya serangannya, terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kanker payudara non-invasif dan kanker payudara invasif.

1. Kanker Payudara Non-Invasif
Sel kanker terkunci dalam saluran susu dan tidak menyerang lemak dan jaringan konektif payudara di sekitarnya. Ductal carcinoma in situ (DCIS), merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi (90%). Lobular carcinoma in situ (LCIS) meski lebih jarang, justru perlu lebih diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.

2.Kanker Payudara Invasif
Sel kanker merusak saluran dan dinding kelenjar susu serta menyerang lemak dan jaringan konektif payudara di sekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif (menyerang) tanpa selalu menyebar (metastatic) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.

Pada tulisan kali ini saya mulai dengan satu jenis kanker payudara non-invasif yang disebut Lobular Carcinoma In Situ (LCIS).

Secara literature “in situ” berarti “berada di tempat” merujuk pada bentuk paling awal dari sebuah kanker. Secara umum istilah “in situ” digunakan untuk mengindikasi sel kanker abnormal yang muncul tapi tidak menyebar ke seluruh jaringan payudara dan masih berada di tempat sel abnormal tersebut pertama kali tumbuh. Lobular carcinoma in situ (LCIS) merujuk pada pertumbuhan nyata dari sel, terlihat, dan berperilaku abnormal, yang tumbuh di dalam lobules kelenjar susu.

lcis1

Meski dikategorikan kanker payudara stadium 0 (tahap paling awal), LCIS belum dikatakan sebagai kanker. Namun lebih dikatakan sebagai “penanda” (sebuah sinyal) bahwa kanker payudara dapat berkembang.

Pada saat ini LCIS telah diganti namanya dengan lobular neoplasia untuk lebih meyakinkan. Neoplasia didefinisikan sebagai sebuah pertumbuhan abnormal sejumlah sel. Meski LCIS tidak dikategorikan sebagai kanker, wanita yang didiagnosa mengidap LCIS (yang juga disebut lobular neoplasia) berada pada tingkat risiko tinggi tumbuhnya kanker payudara di sepanjang hidupnya.

Mengacu pada National Cancer Institute, Amerika Serikat, seorang wanita dengan LCIS memiliki peluang 25% munculnya kanker invasive (lobular atau lebih umum sebagai infiltrating ductal carcinoma) sepanjang hidupnya.
Jumlah wanita yang didiagnosa mengidap LCIS telah meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini. Hal ini dimungkinkan Karena pemerikasaan yang semakin ketat terhadap kanker payudara juga kecanggihan teknik mammografi. Sering LCIS ditemukan dengan tidak sengaja saat uji patologis dilakukan terhadap jaringan payudara.

Penanganan LCIS
Pilihan tindakan bagi wanita dengan LCIS:
1. Pemantauan melekat (meliputi uji klinis berkala, mamografi berkala, dan sadari-periksa payudara sendiri-bulanan),
2. Mengkonsumsi obat tamoxifen, agen hormonal selama periode 5 tahun,
3. Dengan izin dan persetujuan dokter, dapat melalakukan kombinsi pengobatan dengan gabungan tamoxifen and raloxifene.
4. Mastektomy bilateral preventif (preventive or prophylactic bilateral mastectomy), yang biasanya diikuti dengan rekonstruksi payudara.

Apa itu Prophylactic Mastectomy?
Beberapa wanita dengan LCIS yang sangat memperhatikan perkembangan kanker payudara karena memiliki sejarah keluarga pengidap kanker payudara, biasanya memilih untuk melakukan operasi pengangkatan payudara yang bersifat preventif. Prosedur ini disebut prophylactic mastectomy.

Dari hasil riset, terlihat bahwa prophylactic mastectomy memberi pengurangan yang sangat besar terhadap seorang wanita dengan tingkat risiko yang tinggi untuk terkena kanker payudara. Prophylactic mastectomy akan diikuti dengan operasi rekonstruksi payudara.

Apa itu tamoxifen?
Opsi atau pilihan mengurangi risiko kanker payudara bagi wanita dengan LCIS dengan obat juga ada. Tahun 2007 di Amerika Serikat, berdasar uji klinis yang dilakukan peneliti dari National Surgical Adjuvant Breast and Bowel Project (NSABP) dengan memberikan tamoxifen pada 13,388 wanita. Hasilnya 49% dari wanita tersebut mengalami penurunan faktor risiko kanker payudara. Uji dilakukan pada wanita dengan sejarah keluarga pengidap kanker, mengalami hyperplasia atipikal, pertambahan abnormal sel payudara, didiagnosa kanker pada saat melakukan biopsy.

Dengan hasil NSABP tersebut U.S. Food and Drug Administration (FDA) menyetujui digunakannya tamoxifen pada wanita dengan risiko tinggi kanker payudara. Wanita dengan LCIS disarakan mengkonsumsi tamxifen serta berkonsultasi secara mendalam dengan dokternya.

Sumber:
http://www.breastcancer.com
http://www.breastcancer.org
http://www.imaginis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar