Selasa, 22 September 2009

Pasca-Menopause dan Risiko Kanker Payudara

nenek-cantik

Rekan semua, seorang wanita yang telah memasuki masa menopause, berarti hidup dengan kondisi hormonal yang jauh berbeda dibandingkan saat masih mengalami menstruasi.

Tidak aktifnya ovarium dalam proses pematangan sel telur, menyebabkan level estrogen yang rendah. Ternyata, kondisi ini berpengaruh terhadap daya tahan tubuh seorang wanita yang menopause ini dikaitkan dengan risiko kanker payudara.

Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Penderitanya pun ada yang baru berusia 18 tahun. Padahal di negara-negara lain, Eropa atau Amerika misalnya, jumlah penderita kanker payudara tidak begitu banyak dibanding dengan jumlah penderita kanker jenis lain.

Nah..jika berat badan anda terus bertambah. Apalagi menjelang menopause, Anda perlu berhati-hati. Karena, berdasarkan hasil penelitian Dr. A. Heather Eliassen, dari Rumah Sakit Perempuan di Boston dan Brigham menunjukkan adanya hubungan antara berat badan dan peningkatan risiko kanker payudara.

Ia dan timnya mendapati bahwa risiko terserang kanker payudara pada perempuan yang berat badannya bertambah 25 kilogram adalah 45% lebih tinggi dibandingkan mereka yang beratnya stabil.


Pada 2002 saja terdapat 2.376 kasus kanker payudara di kalangan subyek pascamenopause yang berat badannya naik 10 kilogram atau lebih setelah menopause. Di kalangan perempuan yang kehilangan sedikitnya 10 kilogram berat badan sebelum menopause, risiko tersebut turun 16%.

Sementara, perempuan yang kehilangan sedikitnya 10 kilogram berat badan setelah menopause menghadapi peningkatan risiko sebesar 23%. Masalahnya, menurut penelitian tak banyak perempuan kehilangan berat badan setelah menopause.

Untuk itu, sebaiknya anda rajin memeriksa payudara. Dengan demikian anda akan semakin mengenalnya, dan semakin mudah menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar