Senin, 21 September 2009

Perubahan Fisik Payudara selama Kehamilan dan Menyusui

mimik-mama

Rekan, menyusui adalah sebuah keputusan pribadi seorang ibu yang membutuhkan kecermatan dalam meraih manfaat ASI bagi ibu dan bayinya. Menyusui memberi banyak manfaat. Membantu bayi memperoleh gizi yang seharusnya diterima di awal kehidupannya serta membantu pemulihan ibu pasca kehamilan dan melahirkan.

Sangat penting untuk diingat, menyusui akan membina “ikatan” antar ibu dan bayi. Diperkirakan sekitar 62% ibu yang menyusui anaknya. Lama pengasuhan (sebelum disapih) harus didskusikan dengan dokter, ahli gizi, dan ahli laktasi, biasanya sebelum kelahiran. Bayi yang sehat terutama karena ASI, susu botol (susu formula), atau kombinasi keduanya.

Perubahan Fisik Payudara selama Kehamilan dan Menyusui
Selama kehamilan, payudara membesar dan menjadi lebih lembek, terutama pada paruh waktu pertama kehamilan. Periode paling cepat perkembangan payudara terjadi pada delapan minggu pertama kehamilan. Seiring perkembangan kehamilan, payudara menjadi lebih kencang dan lebih nodular (jawa: mrengkel-mrengkel) karena mempersiapkan produksi air susu. Kelenjar Montgomery di sekitar areola (area berwarna gelap disekitar putting) menjadi lebih gelap dan lebih menonjol, areal pun semakin gelap.

Puting menjadi lebih besar dan lebih tegang karena persiapan produksi air susu. Pembuluh darah dalam payudara membesar membawa estrogen yang merangsang perkembangan saluran air susu serta membawa progesteron yang menyebabkan jaringan kelenjar mengembang. Prolaktin, satu hormon yang diproduksi kelenjar piyuitary, memulai peerkembangan kelenjar mammary dan memicu produksi air susu (laktasi).

Setelah kelahiran, tingkat estrogen dan progesteron berkurang dan produksi prolaktin pun turun. Payudara biasanya akan mulai memproduksi air susu tiga sampai lima hari setelah kelahiran. Selama waktu tersebut, sebelum air susu diproduksi, tubuh memproduksi kolostrum, satu cairan yang mengandung antibodi untuk membantu melindungi bayi dari infeksi.

Sebagian dokter percaya bahwa kolostrum juga mengurangi peluang bayi menderita asma dan alergi lainnya. Dalam beberapa hari, sistem kekebalam tubuh bayi akan berkembang dan bayipin tidak lagi memerlukan kolostrum.

Hormon lain yang bertanggungjawab terhadap produksi air susu adalah oxytoci, pemicu air susu yang telah diproduksi prolaktin. Saat bayi menyusu pada payudara ibunya, oxytocin membawa air susu keluar melalui puting.

Hisapan bayi memberi sinyal untuk membuat lebih banyak air susu (dengan prolaktin) dan menyalurkan lebih banyak air susu (dengan oxytocin). Tubuh ibu juga memproduksi serangkaian hormon lain (insulin, thyroid, cortisol) yang sangat berguna bagi bayi. Tubuh wanita akan terus memproduksi air susu sampai dia menghentikannya (menyapih), produksi air susu benar-benar berhenti setelah beberapa bulan kemudian.

Semua metabolisme yang begitu rumit tersusun dengan sangat indah. Tiada lain, semua itu kita sadari sebagai sebuah keangungan dan kecintaan Tuhan kepada kita, khususnya kaum hawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar